Laman

Saturday, June 8, 2013

Polemik Koalisi, Gertak Dua Macan Ompong

Berita dan Informasi Terbaru berbagi informasi tentang "Polemik Koalisi, Gertak Dua Macan Ompong". Informasi tersebut dikumpulkan dari sumber yang disebutkan di bawah artikel. Info tentang "Polemik Koalisi, Gertak Dua Macan Ompong" layak Anda baca baik sebagai infomasi maupun penambah pengetahuan Anda.

Polemik Koalisi, Gertak Dua Macan Ompong

Ilustrasi: Pimpinan parpol yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan. Dari kiri ke kanan: Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Wakil Presiden Boediono, Ketua Umum PAN Hatta Radjasa, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. | RODERICK ADRIAN MOZES


JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik di koalisi pemerintahan, terutama terkait sikap berbeda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan ketidaktegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyikapi PKS harus segera diselesaikan. Pasalnya, polemik itu hanya akan merugikan rakyat.

"Drama ini tidak ada manfaatnya bagi rakyat. Jadi masyarakat harus cerdas melihatnya," kata Hanta Yuda pengamat politik dari Pol-Tracking Institute saat diskusi di Jakarta, Sabtu (8/6/2013), menanggapi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh elit PKS.

Hanta mengatakan, melihat peristiwa di koalisi selama ini, polemik di Sekretariat Gabungan bakal terus terjadi hingga akhir pemerintahan di 2014. Presiden tidak ingin mengeluarkan PKS dari koalisi dan PKS tidak akan memutuskan keluar koalisi.

Kedua pihak, tambah Hanta, hanya saling menggertak agar salah satu pihak mengambil keputusan. "Tapi gertak dua macan ompong," kata dia.

Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, sebagai anggota koalisi, PKS juga harus mau mendukung kebijakan pemerintah yang tidak populer. Di negara manapun, kenaikan harga BBM pasti tidak disukai rakyat.

Didi meyakini jika dilakukan survei saat ini, elektabilitas parpol pendukung kenaikan harga BBM pasti turun. Meski demikian, pihaknya tidak mempermasalahkan untuk kepentingan penyelamatan APBN dan pengalihan subsidi kepada rakyat miskin.

Didi juga berhadap agar PKS tidak hanya menjadikan penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi untuk menaikkan citra partai. "Kepentingan rakyat ke depan tidak boleh dilihat dalam konteks kenaikan BBM saat ini. Isunya bagaimana mengalihkan subsidi ke sektor yang lebih dibutuhkan seperti pembangunan infrastruktur. Sekarang uang terbakar hanya untuk BBM yang menguntungkan orang-orang tertentu," kata Didi.

Semoga informasi tentang "Polemik Koalisi, Gertak Dua Macan Ompong" di atas bermanfaat bagi Anda.

No comments:

Post a Comment